Selasa, 27 Maret 2012

Mewaspadai Serangan Tomcat

Minggu 25 Maret 2012 kemaren aku terima balasan email dari redaksi koran harian Radar Banten. Pemberitahuan kalau tulisanku akan dimuat di wacana publik edisi Senin 26 Maret 2012.



Rasanya senang sekali sampai senyum-senyum sendiri. Dengan kegirangan aku langsung laporan ama suami. Momentnya memang pas banget. Selain kenaikan BBM, saat ini Tomcat memang sedang menjadi pembicaraan hangat dimana-mana.






MEWASPADAI SERANGAN TOMCAT

Berita tentang Tomcat sedang hangat-hangatnya dibicarakan baik itu di koran-koran, televisi, internet, blackberry messenger, mahasisa-mahasiswi, anak sekolah, pegawai kantoran, pegawai pabrik sampai ibu-ibu rumah tangga yang sedang berbelanja di pasar. Tomcat menjadi sesuatu yang menghebohkan, meresahkan dan membuat parno masyarakat.

Apa itu Tomcat?
Tomcat adalah serangga yang tergolong kumbang berukuran hanya seujung jari kelingking (sekitar 7-10 millimeter) dengan nama latin Paederus Littorarius dalam bahasa Inggris sering juga disebut Rove Beetle termasuk family Staphylinidae. Ciri-ciri serangga ini adalah memiliki kepala warna hitam, perut berwarna oranye, dan warna kebiruan.

Korban tomcat awalnya ada di daerah-daerah di Jawa Timur seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Blitar, hingga Situbondo. Kabar mengenai penyebaran tomcat ini bahkan sudah sampai Denpasar, Jakarta, dan Bandung, Tangerang dan daerah-daerah lainnya. Foto-foto tomcat, foto akibat gigitan tomcat dan cara mengatasinya menyebar di dunia maya.

Tomcat sering hidup di daun dan biasanya hidup didaerah persawahan, rawa, semak-semak dan tempat-tempat lembab lainnya, salah satunya adalah hutan Manggrove. Petani sudah lama mengenal serangga ini dan tidak pernah ada masalah karena petani tidak pernah mengganggunya. Tomcat malah menjadi sahabat petani karena tomcat ini membantu petani dalam mengendalikan hama wereng.

Saat ini sejumlah areal persawahan yang menjadi tempat hidup serangga ini dialihfungsikan menjadi pemukinan. Areal persawahan, rawa-rawa di uruk dan diganti fungsinya menjadi pemukiman, perumahan dibangun dimana-mana. Akibatnya terjadi kerusakan ekosistem. Karena habitatnya rusak, serangga ini mencari lingkungan yang baru sebagai tempat tinggal yang nyaman hingga merambah ke pemukiman penduduk seperti perkampungan, perumahan, apartemen yang dekat dengan sawah, rawa ataupun semak-semak. Terjadi serangan karena manusia mengganggu habitatnya. Tomcat sendiri merupakan jenis serangga yang aktif pada malam hari. Karena itu mereka akan mencari cahaya terang untuk bergerak. Tomcat tertarik kepada cahaya atau lampu di rumah penduduk.

Selain habitatnya yang rusak, populasi tomcat yang akhir-akhir ini meningkat disebabkan juga oleh pengaruh cuaca. Musim penghujan dengan kelembaban yang tinggi menyebabkan populasi hama wereng yang menjadi makanan tomcat meningkat cukup tinggi. Ketersediaan makanan yang melimpah memicu meledaknya populasi tomcat.

Pencegahan dan Pengobatan

Tomcat bisa saja ada disekitar kita, di pohon-pohon atau di semak-semak sekitar rumah, karena itu sanitasi lingkungan dan kesehatan lingkungan harus diperhatikan. Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan bahagia.

Pembangunan perumahan, pemukiman baru, gedung-gedung tinggi, apartemen, perkantoran, dan lain sebagainya, yang saat ini sedang berkembang harus memenuhi syarat AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) sehingga tidak menyebabkan kerusakan Ekosistem. Dengan usaha kesehatan lingkungan yaitu suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya.

Untuk ibu-ibu yang kerap memelihara tanaman, pohon-pohon di pot jangan dibiarkan terlalu rimbun, lebat dan rapat karena akan mengakibatkan cuaca disekitar daun menjadi lembab. Semak-semak yang tidak terurus harus dibersihkan dan dirapikan, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan terutama tanaman yang tidak terawat di sekitar rumah sehingga tidak menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi tomcat.

Tomcat tidak akan merugikan manusia dan tidak menyebabkan suatu penyakit jika tidak diganggu. Oleh sebab itu, jika tomcat menempel ditubuh jangan ditepuk atau memencetnya agar cairan dalam tubuh tomcat tidak keluar dan mengenai tubuh. Karena cairan dalam tubuh tomcat beracun, jika mengenai kulit manusia dapat menimbulkan iritasi. Jika cairan itu tidak mengenai tubuh manusia maka tidak akan ada dampaknya. Tomcat cukup disentil atau ditiup saja atau mengusir dengan kertas atau dimasukkan ke dalam plastik lalu dibuang ke tempat yang aman.

Tomcat sangat tertarik dengan cahaya, karena itu harus menghindari terlalu dekat dengan cahaya lampu atau mengurangi penggunaan lampu dekat pintu atau jendela atau menggunakan jaring dilampu untuk mencegah tomcat jatuh ke tubuh manusia. Jika populasi tomcat sangat banyak, sebaiknya tidur menggunakan kelambu.

Cairan racun tomcat yang kontak dengan kulit akan menimbulkan bercak kemerahan, kulit bisa gatal-gatal, timbul sensasi terbakar yang kemudian menjadi kemerahan, mengeluarkan cairan, hingga seperti melepuh yang menyerupai herpes yang saat ini juga banyak dijumpai. Herpes dengan gigitan tomcat bisa dibedakan, dimana herpes hanya mengenai satu sisi tubuh saja walaupun menyebar tidak akan menyerang ke sisi tubuh yang lain. Sedangkan ruam pada kulit akibat gigitan tomcat bisa berada di sebelah kanan dan kiri sekaligus.

Racun tomcat bersifat asam. Jadi pertolongan pertama buat racun tomcat adalah sifat basa. Air sabun adalah pilihan yang paling mudah. Jangan menggaruk luka, karena bisa menyebabkan infeksi sekunder dan racunnya dapat berpindah ke bagian kulit yang lain lewat cairan luka. Bila luka terjadi pada area mata dan selaput lender, sebaiknya segera ke dokter. Umumnya luka akan membaik dalam 10 hari sampai tiga minggu tanpa meninggalkan bekas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar