Selasa, 28 Mei 2013

Anakku_Adrael Ezekiel Ginting

Kehadiran kedua putra tercinta merupakan sesuatu yang luar biasa, indah dan mujizat. Memiliki hati seorang ibu, merasakan cinta yang besar, menyayangi tanpa batas, mengasihi tanpa ujung adalah perasaan-perasaan yang ada untuk anak-anakku. Rasa cinta yang meluap dalam hatiku terkadang membuat aku kelihatan lunak dan terlalu menuruti semua keinginannya.


Memandang wajahnya, melihat pertumbuhannya, mengamati perkembangan keduanya menjadi kesukaan bagiku. Saat mereka tertawa, rasanya indah sekali, saat mereka tersenyum hatiku berbunga, saat mereka menangis sepertinya aku ingin ikut menangis bersamanya. Saat mereka cengeng aku bingung harus bagaimana.
Aku selalu berdoa untuk kebaikan kedua anakku, agar bertumbuh dan berkembang dengan  baik menjadi anak-anak yang takut akan Tuhan dan menjadi kebanggaan orang tua, sehat selalu, pintar, pandai, berhikmat, jujur, rajin dan bijaksana. Aku percaya Tuhan telah menyediakan masa depan yang indah bagi mereka berdua. Hari esok yang penuh harapan dan damai sejahtera. Janji Tuhan selalu pasti dan amin.
Kelak jika mereka telah mempunyai pilihan sekolah, pekerjaan, profesi dan karier masing-masing, biarlah itu semua menjadi kemuliaan bagi namaNya. Dalam hatiku, aku ingin anakku  menjadi dokter dan setelah itu mengambil perwira karier. Apakah menjadi seorang perwira polisi  atau angkatan darat. Sesuai dengan keinginan suamiku agar salah seorang anaknya bisa menjadi alat negara. Namun yang bisa dan akan kami lakukan adalah mendidik dengan baik, membesarkan dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan mereka. Perjalanan hidup mereka masih panjang, butuh perjuangan yang besar karena banyak tantangan, hambatan yang akan dihadapi nantinya. 


Saat ini, putra pertamaku berumur tujuh tahun kurang satu bulan tepatnya lahir di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta pada tanggal 22 Juni 2006 bertepatan dengan HUT DKI Jakarta. Anak yang  telah kami tunggu - tunggu kehadirannya. Istilah dr. Alwin S, SpOG yang menolong persalinanku saat itu anak ini adalah anak mahal yang ada setelah pernikahan kami sampai 3 tahun 6 bulan. Sebelum hamil aku sudah berobat ke dr. Alwin dan tidak henti-hentinya berikhtiar agar bisa hamil tetapi ternyata saat itulah waktu yang  tepat  kata Tuhan. Lahir cukup bulan dengan persalinan normal tetapi entah mengapa berat lahir anakku rendah hanya 2200 gram. Aku, suami dan seluruh keluarga besar sangat senang, sukacita, bahagia dan tak henti-hentinya mengucap syukur atas kelahiran bayiku  walau dalam hati kecil aku prihatin dengan berat badannya yang rendah sehingga di RS dijuluki perawat-perawat dengan bayi kecil. 
Putra pertamaku kami beri nama Andrael Ezekiel Ginting. Andrael artinya anak dari Rajasa (dari nama suamiku 'Sumber Rajasa') dan Elma (dari namaku Helmawati), Ezekiel artinya pemberian dari Tuhan. Jadi, Andrael Ezekiel berarti anak Rajasa dan Elma yang berasal  dari Tuhan.   
                         
                        Foto Andrael saat berusia 10 hari, masih imut
http://helmaperangin.blogspot.com/

Jika dilihat dari berat badannya anakku tergolong BBLR (bayi berat lahir rendah) 

Apakah BBLR itu ?
BBLR atau bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir dengan berat lebih kecil dari 2500 gram bisa cukup bulan atau kurang bulan. Jika kurang bulan (kehamilan dibawah 37 minggu) disebut prematur sedangkan cukup bulan (kehamilan 38-40 minggu) disebut kecil masa kehamilan atau bisa juga pertumbuhan janin terhambat. Anakku lahir saat usia kehamilan sudah cukup bulan hanya beratnya rendah termasuk kecil masa kehamilan. Aku coba browsing internet, baca buku,tanya ke dokter anak untuk mengetahui penyebab BBLR tersebut.

Penyebab BBLR
Penyebab BBLR antara lain adalah :
  • faktor usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua, 
  • penyakit yang diderita ibu seperti anemia, sifilis, torch (toxoplasma, rubella, cytomegalivirus dan herpes), 
  • kebiasaan ibu merokok atau pecandu narkoba, 
  • faktor nutrisi ibu yang kurang, 
  • faktor dari janin sendiri berupa hamil kembar, prematur, hidramnion (air ketuban terlalu banyak, kelainan kromosom) dan 
  • faktor lingkungan berupa radiasi,polusi, paparan zat-zat beracun, dan lain-lain. 
Ketika aku telaah penyebab terjadinya BBLR sepertinya tidak ada satupun yang menjadi penyebab anakku lahir dengan berat rendah. Saat melahirkan ini usiaku belum mencapai 30 tahun, aku sebagai ibu tiak ada menderita penyakit-penyakit tertentu, bukan pecandu narkoba dan tidak merokok, menjaga asupa nutrisi dengan makan yang  bergizi, minum susu dan minum vitamin, lingkungan tidak ada radiasi hanya perjalanan jauh setiap hari dan terpapar polusi dari asap kendaraan di jalan raya. Tetapi selama hamil aku rutin memeriksakan kandungan dan tidak ada masalah dalam kehamilanku. Janinku tunggal, air ketuban cukup dan tidak berlebih malah berat janin selalu sesuai dengan usia kehamilan. Walaupun dari mens terakhir usia kehamilanku tidak bisa diketahui karena haid tidak pernah teratur bahkan sejak masih gadis. Tetapi dari hasil USG bisa diketahui  usia kehamilan, tanggal perkiraan partus dan berat janin sendiri, dan setiap kontrol selalu sesuai semuanya.
Namun begitu aku tidak mau kecil hati, aku berjanji dan bertekad akan mengurus anakku sebaik-baiknya, memberi ASI yang cukup dan memberikan yang terbaik untuk anakku. 

Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah 
Perawatan bayi dengan berat lahir rendah utamanya adalah menjaga suhu tubuh tetap normal, jangan sampai terjadi hipothermia (suhu badan sangat rendah) dimanahal ini rentan terjadi karena lemak kulit masih tipis dan belum matang pusat pengatur panas diotak. Hal penting lain yang harus dijaga pada bayi BBLR adalah pemberian minum yang cukup dan menjaga jangan sampai terkena infeksi. 
Dengan tekad yang kuat aku ingin memberikan yang terbaik buat anakku. Bayiku aku beri minum ASI yang cukup. Karena bayi kecil, Andra panggilan anakku, selalu tidur dan malas minum ASI. Kalau tidak dibangunkan bisa kebablasan sehingga tidak minum ASI. Tapi aku selalu berusaha memberi ASI setiap 1,5 jam. Walaupun anakku tidur selalu kami bangunkan untuk menyusu. Suamiku sangat membantu dan selalu menemani jika aku memberi ASI. Malam hari kami hidupkan jam weker agar kami bisa bangun untuk memberi ASI sehingga Andra tidak terlambat minum dan berat badannya cepat naik dan pertumbuhan otak dan perkembangannya bagus.Walaupun disiang hari suamiku sibuk bekerja dan lelah tetapi selalu siap membantu, menemani dan membangunkan aku jika aku ketiduran. Awalnya daya hisap Andra belum kuat sehingga ASI nya harus diperas dan disendokin ke mulutnya, awal-awal pemberian ASI yang cukup melelahkan, namun tak pernah patah semangat aku mengajari anakku untuk menghisap langsung ke puting payudara, lama-kelamaan daya hisap jagoanku ini semakin kuat dan akhirnya bisa minum ASI langsung ke ibunya. 
Aku juga mengasuh anakku dengan metode kanguru yaitu meletakkannya diperutku, kulit ketemu kulit untuk memberikan kehangatan kepada bayiku sehingga suhunya tetap terjaga normal. Kebersihan segala peralatan bayi, kebersihan diriku juga sangat aku jaga  untuk menghindari infeksi pada bayiku karena aku menyadari bayi yang BBLR daya tahan tubuhnya rendah dan sangat rentan kena infeksi. Puji Tuhan, berat anakku cepat naik. Andra tumbuh sehat dan tidak ada kurang suatu apapun. 
                      
 Foto Andrael ketika berusia 40 hari, pipinya cuby dan badannya sudah bulat :)
 http://helmaperangin.blogspot.com/
Mmmmhh.....tidak terasa anak sulungku yang kami panggil 'abang tua' ini sebentar lagi sudah naik kelas 2 SD. Terima kasih Tuhanku....

4 komentar:

  1. Wah artikel mbak Helma panjang n komplit..slm deh buat "abang tua" yang kian beranjak besar.Slm kenal juga ya :)

    BalasHapus